Apalah arti uang seribu

perjalanan dari kantor jam 6 sore

ternyata rhe sudah lama tidak menulis. pulang dari kantor ingin langsung berbagi cerita ini. setelah 2011 selalu ditutup dengan pulang jam 8 malam, kini saat na pulang jam 5 –yang ternyata tidak bisa– dan selalu mundur jadi jam 6. –info aja saat masih karyawan baru rhe ge pernah berani pulang di atas jam 7 karena alasan keadaan jalan-. dan kini, setelah beberapa hari bergulir di tahun 2012 dan selalu dapat tebengan pu, akhir na rhe pulang sendirian karena tebengan sedang ditugaskan ke luar kota.

kembali ke jadwal awal, tidak akan pernah pulang di atas jam 6. tak peduli semua panggilan –atau mungkin sindiran- jam 6 kurang 5 meniit langsung ngacir dari meja kerja. wajar dunk, karena jam kerja sebenar na hanya sampai setengah 5. tanpa ada uang lembur, jam 6 itu udah bonus yang bisa rhe berikan. ntah kenapa keadaan jalanan sedang kembali ke awal setelah beberapa minggu ini merasa aman. tanpa macet yang bearti dan pengamen di sana sini.

dan karena keadaan tenang dengan penyinaran yang memadai, kembalilah rhe dengan kebiasaan membunuh waktu di perjalanan. baca. kali ini holmes menemani guncangan angkot yang rhumpangi sampai ada… seorang cowo’ duduk menunduk di samping rhe mengeluarkan kata-kata yang sudah dihafalkan na untuk menyebarkan keresahan penumpang. ‘dengarkan suara kami, kami tidak ingin menyopet atau pun menjambret. apalah arti uang seribu bagi om/tante… dan sebagai na, dan sebagai na’. tentu na ada sebagian penumpang yang cemas yang langsung merogoh saku na demi keselamatan mereka. rhe?

kalo mo tanya apa arti uang seribu? kalo ga ada uang seribu rhe ga bisa bayar angkot, ga bisa pulang, ga bisa bobok nyaman di atas kasur. –berlebihan– tapi memang, uang seribu itu ga ada arti na klo kita mencari na dengan benar, dengan cara yang benar. bukan memaksa atau pun menyebarkan ketakutan massa. dan karena cara yang seperti itulah maka rhe malas untuk memberi na. takut? sedikit. mengingat yang bersuara ada tepat di samping rhe. tapi… holmes lumayan tebal untuk memukul orang kalo dia berani melakukan sesuatu yang di luar dugaan. toh dia juga meminta dengan menunduk. kalo mang mo ngancem, tegakkan kepalamu dunk.

berhubung banyak hal tadi, maka setelah semua orang memberikan minimal seribu rupiah, rhe tetap memegang buku tanpa menggerakkan tangan. –kau saja ga berani tatap muka rhe, buat apa rhe kasih kau- pikiran jahat terlintas sambil deg-degan. semoga tu oarang ga dengar pikiran ini. tapi yang terjadi kemudian adalah…

tu penodong mengangkat kepala na, menoleh ke rhe, sambil 🙂 senyum

ada apa ini? apa muka rhe lebih sangar dari tu orang sampai dia yang ganti keder? atau dia kasih bonus bebas satu oarang. yang jelas, setelah itu si pengemis nodong langsung turun dari angkot merah. dan rhe pun bergegas memeriksa semua isi tas. aman. preman kuk dilawan 😀  -***-

 

 

Tinggalkan komentar